Selasa, 24 April 2012

LEPTOSPIROSIS ( PENYAKIT KENCING TIKUS)


Musin hujan seperti sekarang ini terkadang kita sering jumpai penyakit-penyakit di musim hujan. Beberapa daerah di indonesia terkena banjir. Disamping merepotkan kita banjir juga dapat membawa bibit penyakit  dan bibit penyakit yang  sering kita temui dikala banjir datang apalagi pada daerah-daerah kumuh adalah penyakit leptospirosis atau penyakit kencing tikus.
Penyakit Leptospirosis ini merupakan  penyakit yang disebabkan oleh infeksi dari bakteri Leptospira yang biasanya di bawa oleh tikus berbentuk spiral yang menyerang hewan dan manusia dan dapat hidup di air tawar selama lebih kurang 1 bulan. 
Bangaimana penyakit ini menular ?
  1. Manusia terinfeksi leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui selaput lendir (mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet ( luka ) atau makanan yang terkontaminasi oleh urine hewan terinfeksi leptospira. Masa inkubasi ( masa mulai terinfeksi sampai pada timbulnya gejala pertama )selama 4 – 19 hari.
  2. Dapat pula terinfeksi dari akibat dari kecelakaan kerja. Misalnya pada tempat pemotongan hewan.
  3. Sebaiknya anda baca jalan masuk penyakit ke dalam tubuh kita.
Hewan-hewan yang berpotensi menularkan penyakit leptospirosis
Kucing, kelelawar, babi, kambing, domba, tupai, tikus ( yang paling umum kita kenal ), hewan pengerat, kuda dan penularan dari mausia ke manusia jarang terjadi. Penyakit ini termasuk dalam penyakit yang ditularkan oleh satwa.
Gejala-gejala penyakit leptospirosis :
Saya sarankan sebelum melanjutkan membaca tulisan ini selnjutnya sebaiknya anda dapat mengenali  dan melacak sendiri gangguan kesehatan anda. Pada umumnya gejala dari penyakit Leptospirosis ini sama dengan penyakit infeksi lainnya. Yang lebih spesifik adalah adanya kemerahan pada mata, nyeri sendi dan punggung, sakit kepala dan muntah.
Pencegahan yang paling efektif :
  1. Membiasakan diri untuk perilaku hidup sehat.
  2. Menghindari makanan dan minuman dari hewan-hewan yang berpotensi menularkan penyakit ini.
  3. Mencuci tangan sebelum makan menggunakan sabun dan mencuci tangan selepas bekerja di daerah kotor seperti bekerja di sawah, kebun, sampah, tanah, selokan dan tempat-tempat yang tercemar lainnya.
  4. Menggunakan alat pelindung diri seperti sepatu boot dan sarung tangan ketika bekerja di tempat kotor atau pada saat banjir.
  5. Gotong royong membersihkan lingkungan sekitar.

KEBIDANAN KOMUNITAS


A.   Definisi Kebidanan Komunitas
            Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
  Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan fisik dimana seorang tinggal beserta aspek-aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit.
            Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah (dalam arti geografis) dengan batas-batas tertentu dimana factor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu

B.   Tujuan Kebidanan Komunitas
            Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga. Kesehatan keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat yang ditujukan kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan anak.
 Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu. ( Syahlan, 1996 : 15 )
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas, yaitu :
1.    Sebagai Pendidik
2.    Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada komunitas. Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan
  1. Sebagai Pengelola
4.    Sebagai Peneliti
5.    Sebagai Pemberdaya
6.    Sebagai Pembela klien (advokat )
  1. Sebagai Kolaborator
  2. Sebagai Perencana
C.   ISUSE KEBIDANAN DI KOMUNITAS
A.   Kematian Ibu dan bayi
            Kematian ibu adalah kematian perempuan selama masa kehamilan,atau dalam 42  minggu hari setelah persalinan dari setiap penyebab yang berhubungan dengan dan atau diperburuk oleh kehamilan atau penangannya,tetapi bukan karena kecelakaan ( WHO-SEARO,1998)
            Angka kematian Ibu(AKI) menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia(SDKI,2003) masih cukup tinggi,yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Berarti kematian ibu terjadi 18.300 setiap tahun ,1.500 setiap bulan,352 setiap minggu,50 setiap hari dan 2 jam ,dengan estimasi ibu bersalin(Bulin)/tahun=5 juta.
            Sebagian besar kematian perempuan disebabkan komplikasi karena hamil dan bersalin,yakni
No.
Penyebab kematian ibu
Jumlah(presentasi)
1
2
3
4
5
6
Perdarahan
Eklampsi
Infeksi
aborsi yang tidak aman
trauma obstetric
lain-lain
28%
24%
11%
5%
3 %
11%

perdarahan 28%,eklampsi 24%,infeksi 11%,aborsi yang tidak aman 5% persalinan lama ,trauma obstetric 3 % dan lain-lain 11%. Penyebab kematian ibu terbesar adalah [erdarahan  dan eklampsi , kedua sebab itu sebenarnya dapat dicegah dengan pemeriksaan antenatal care yang memadai atau penerapan teknolgi kesehatan yang ada. Namun demikian ,banyak factor yang mempengaruhi baik politis maupun teknis,sehingga teknologi kesehatan kurang dapat diterapkan secara sempurna di tingkat Masyarakat.. pada saat kesehatan didekatkan  ke masyarakat belum tentu masyarakat memanfaatkan.nya karena berbagai alas an yang dikategorikan sebagai penyebab tidak langsung kematian ibu,yakni social ekonomi pendidikan ,kedudukan  dan peranan wanita ,social budaya dan transportasi. Hal tersebut sangat memicu terjadinya “tiga terlambat empat terlalu” yaitu keterbatasannya kesempatan memperoleh informasi dan pengetahuan baru,hambatan membuat keputusan,terbatasnya akses memperoleh informasi pendidikan memadai dan kelangkaan pelayanann  kesehatan yang peka terhadap kebutuan perempuan.( Anonim,1998)
            Survey WHO tahun 2002 dan 2004 menyebutkan,kematian bayi baru lahir
No
Penyebab kematian Bayi
Jumlah
1.
2
3
4
5
6
7
8
Asfiksia
BBLR
Tetanus
Malnutrisi
Diare
Pneumonia
Campak
Malaria
27%
210%
4%
54%
19%
19%
7%,
5%.

disebabkan asfiksia 27%,BBLR 24%,tetanus 10%,sisanya infeksi,pendarahan dan masalah asupan. Kematian anak ,masih menurut WHO, di sebabkan malnutrisi sebesar 54% yang bermuara pada berbagai penyakit,yaitu diare 19%,pneumonia 19%,campak 7%,malaria 5%.

            Departemen umum Departemen Kesehatan RI menurut Menkes adalah menurunkanangka kematian  bayi dan 33/1000 menjadi 26/1000 kelahiran hidup . demikian pula,prevalensi gizi kurang pada balita ditekan dari 25,8 % menjadi 20%,umur harapan hidup .dari 66,2tahun menjadi 70,6 tahun. Untuk mencapai target tersebut  telah disiapkan  Departemen Kesehatan dalam empat strategi pokok yakni
1.    Penggerakkan dan pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan
2.    Mendekatkan akses keluarga miskin daan rentan terhadap layanan kesehatan berkualitas
3.    Meningkatkan surveilence
4.    Meningkatkatk  pembiayaan dibidang kesehatann.
            Keselamatan dan kesejahteraan perempuan dan anak sangat penting tidak saja bagi pemenuhan hak hidup sehat bagi mereka,tapi juga dalam mengatasi masalah ekonomi,social dan tantangan pembangunan( Pesan Kunci Hari Kesehatan Dunia,2005)
Faktor pengaruh
Hambatan
Kesempatan
Norma-norma dan hirarki sosial
Masih banyaknya masyarakat yang masih mempercayai dukun sebagai penolong persalinannya.
Dengan adanya kepercayaan tersebut,bagaimana bidan dapat mendekati dukun untuk melakukan mitra antara bidan dan dukun
Struktur kelebagaan
-
-
Faktor Ekonomi
Banyaknya masyarakat yang berpikir bahwa melahirkan pada Yankes membutuhkan biaya yang banyak,karenabanyak masyarakat yang masih memiliki kemampuan ekonomi nya yang rendah.
Kebijakan pemerintah yang khususnya dalam bidang kesehatan,telah banyak mengeluarkan kebijakan tentang kesehatan gratis,yang diharapkan masyarakat dapat memiliki kesadaran untuk memeriksakan kesehatan ibu hamil dan bayinya pada pelayanan kesehatan yang terbaik
Faktor politik
Masih banyak kepentingan politik yang  berasakan kepentingan kelompok sehinga bantuan yang diperuntukan bagi penurunan angka kematian ibu dan bayi diselewengkan kearah sebuah kekuassan sehingga dana tersebut tidak tepat sasaran,,,dan berujung pada kepentingan Nepotisme
Dengan adanya kekuatan politik,dapat diadakan kerjasama lintas sector,dimana masyarakat khususnya ibu dan bayinya dapat menerima nasihat dari pemerintahan yang dianggap sebagai panutannya.
Parameter Hukum
-
-
Training
-
-
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM
            -
-


B.   Kehamilan Remaja
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan oleh kesiapan  tiga hal
1.    Kesiapan fisik secara umum seorang perempuan yang disebut siap secara fisik,jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya,yaitu sekitar 20 tahun ,ketika tubuhnya yaitu sekitar 20 tahun,ketika tubuhnya berhenti tumbuh,sehingga usia 20 tahun bias dijadikan pedoman keiapan fisik.
2.    Kesiapan mental/emosi psikis,adalah saat dimana seorang perempuan dan pasangannya merasa relah ingin mempunyai anak merasa telah siap menjadi orag tua termaksud mengasuh dan mendidik anak.
3.    Kesiapan ekonomi social ,secara ideal jika seorang bayi dilahirkn maka ia akan membutuhkan tidak hanya kasih saying orang tuannya ,tetapi juga sarana  yang membuat bayinya  bias tumbuh dan berkembang.
Beberapa ,salah yang dapat timbul pada kehamilan remaja(usia dibawah 20 tahun.
1.    .Pada umumnya ibu muda(remaja) kurang memperhatikan kehamilannya,termaksud control kehamilan . ini berdampak pada meningkatnya resiko kehamilan
2.    Ibu muda(remaja)pada waktu hamil sering mengalami ketidak aturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta kejangan yang berakibat pada kematian
3.    Penelitian juga memperlihatkan bahwa kehamilan usia muda seringkali berkaitan dengan munculnya kanker mulut rahim.
Faktor pengaruh
Hambatan
Kesempatan
Norma-noma dan hirarki sosial
Adanya masyarakat yang terlalu kental dengan adat untuk menikahkan anak gadisnya di usia muda tanpa memperhatikan hak reproduksi dalam mempersiapkan kehamilannya
Dengan adanya adat atau sutu norma yang dapat dipatuhi  yang berasaskan dengan memperhatikan kesehatan reproduksi para remaja.
Struktur kelembagaan


Faktor Ekonomi
Dengan tidak adanya kesiapan Ekonomi yang baik bagi ibu,akan menyebabkan ketidak siapan bayi dalam memenuhi kebutuhan bayinya
Dengan adanya ekonomi yang baik,masyarakat khususnya perempuan dapat menempuh pendidikan yang tinggi untuk menambah pengetahuan,agar pengetahuan tentang kesehatan reproduksi.
Faktor politik
-
Suatu kebijakan pemerintah dapat memberikan penyuluhan uuntuk bagaimana masyarakat dapat khususnya perempuan dapat meyiapka kehamilannya dengan matang melalui program BKKBN misalnya.
Parameter Hukum
-
-
Training


Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM



C.   Unsafe Abortion
            Menrut Fast about abortion: info kit on womwns health,institute for social study and action,Maret 1991,dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya ovum yang telah dibuahi dalam rahim,sebel usia janin berusia  mencapai 20 minggu.
            Di Indonesia  belum ada batasan resmi mengenai aborsi. Dalam kamus Bahasa Indonesia (Prof.JS.Badudu dan Prof.Sutan Muhammad Zain 1996) abortus didefinisikan sebagai terjadinya keguguran janin; melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tidak  mengiginkan bakal bayi yang ia kandung.
            Yang dimaksud dengan aborsi tidak aman adalah (unsafe abortion adalah penghentian kehamilan yan dilakukan oleh orang yang tidak terlatih/kompeten dan menggunakan saran yang tidak memadai ,sehingga menimbulkan banyak komplikasi bahakan kematian. Banyaknya kematian  akibat aborsi yang tidak aman tentu sangat memprihatinkan.
Faktor pengaruh
Hambatan
Kesempatan
Norma-noma dan hirarki sosial
Dengan minimnya norma yag dimiliki oleh sipelaku,khususnya kehamilan di luar nikah yang membuat pelaku melakuakan aborsi yang tidak amankarena malu terhadap lingkungannya.
Dengan adanya norma agama yang diajarkan  sedini mungkin pada masyarakat  tidak dian segan melakukan hal-hal yangtentunya masyrrakat
Struktur kelembagaan
-
-
Faktor Ekonomi
Karena adanya kelemahan pada ekonomi,dan factor kemisinan yang mebuat ibu mengugurkan kandungannya secara tidak aman dan mengambil alternative ke dukun karena merasa biaya nya lebihngkan ke dokter.
Dengan adanya kesiapan ekonomi yang memadai ,seorang ibu akan siap dalam hal menyiapkan kehamilannya hingga kelahiran anaknya tersebut,hingga tidak akan terjadinya aborsi yang tidak aman -
Faktor politik
-
-
Parameter Hukum
Lemahnya hukum di Indonesia yang mengatasi permasalahan aborsi yang tidak aman di Indonesia,tidak ada sanksi tegas untuk menindaki pelaku hal tersebut
Bila ada sanksi tegas untuk per-UU hukum di Indonesia yang melarang pelegalan aborsi yang tidak aman
Training
-
-
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM
-
-

D.   Bayi berat lahir rendah(BBLR)
            Kriteria BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram. Diperkirakan,kejadian  BBLR di Indonesia berkisar antara 14-17% dari seluruh kelahiran. Penetapan angka tersebut berkaitan dengan pertubuhan janin yang sesuai dengan masa gestasi(umur kehamilan yang normal). Umumnya bayi yang normal berat badannya mencapai 2500 gram pada usia kehamilan sekitar 38 minggu . usia kehamilan normal sendiri berkisar antara 38-42 minggu.
            BBLR bias dibagi menjadi Bayi Berat Lahir Sangat Rendah(BBLR),yaitu dengan  berat lahir 1000-1500 gram dan Bayi Berat Amat Sangat Rendah(BBLASR),yaitu dengan berat kurang 1000 gram.
            Antisipasi kelahiran bayi dengan berat badan lahir rendah pada masa hamil
1.    Perhatikan suplai makanan baik kualitas maupun kuantitas atau 1 kali lebih sering daripada sebelum hamil.
2.    Periksa kehamilan secara teratur minimal 4 kali. Bila kenaikan berat badannya kurang dari 1 kg perbulan ,ibunperlu segera meminta pertolongan ke puskesmas
3.    Ibu hamil minimum tablet zat besi secara teratur  setiap hari 1 tablet,minimum 90 tablet
4.    Kurangi kerja yang melelahkan ,istirahat yang cukup dan tidur lebih awal
5.    Menjaga jarak antara kehamilan paling dekat 2 tahun.

Faktor saling pengaruh antara “profil aktifitas” dan “profil akses dan kontrol”.
Faktor pengaruh
Hambatan
Kesempatan
Norma-noma dan hirarki sosial
Banyak Mitos-mitos di masyarakat yang membuat pelarangan  konsumsi makan-makanan yang sebenarnya bergizi bagi untuk ibu dan bagi perkembangan janin namun di tetap di aplikasikan tanpa alas an ilmiah sehingga ibu kekurangan makanan yang banyak mengandung gizi untuk dirinya dan bayinya
Dengan Sosekbud yang ada harusnya masyarakat dapat memilah yang mana mitos yang ditinggalkan oleh nenek moyang yang dapat berguna bagi masyarakat khususnya ibu hamil dan yang mana yang bukan hal yang dapat merugikan ibu hamil,sehingga perkebangan janinnya dapat berkembang secara normal
Struktur kelembagaan
-
Adanya program garatis kunjungan wajib selama ANC dari pemerintah
Faktor Ekonomi
.dengan Ekonomi yang pas-pasan terkadang ibu hamil tidak dapat memenuhi kandungan gizi dan bayinya.
-
Faktor politik
-
-
Parameter Hukum


Training
-
-
Sikap komunitas terhadap fihak luar spt LSM
-
-



E.   Penyakit Menular Seksual
            Penyakit Menular Seksual adalh penyakit infeksi yang kebanyakan ditulari melalui hubungan seksual melalui (oral,anal,lewat vagina). PMS juga  diartikan sebagai penyakit kelamin . harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin,tapi gejalahnya dapat muncul dan menyerang mata,mulut,saluran penceraanaan ,hati,otak dan organ tubuh lainnya contohnya: HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan  melalui hubungan seksual ,tetapi keuanya tidak terlalu menyerang alat kelamin.
            Pada umumnya PMS membahayakan organ-organ reproduksi,pada wanita, PMS menghancurkan  dinding vagina atau leher rahim,biasanya tanpa tanda-tanda  infeksi.
            Ada beberpa akibat negative yang dapat ditimbulkan PMS yaitu
1.    Kemandulan
2.    Kegugura
3.    Kanker rahim
4.    Merusak penglihatan,otak dan hati
5.    Menular kepada bayi,melalui air susu ibu
6.    Rentan terhadap penyakit AIDS dan hepatitis B

            Ada beberpa jenis PMS ,tetapi yang paling umum dan yang paling penting untuk diperhaitikan adalah
1.    Gonorea;menyebabkan kemandulan
2.    Klamidia;menyebabkan kemandulan
3.    Herpes kelamin;menyebabkan gejalah yang biasa muncul dan hilang seumur hidup
4.    Sifilis;menyebabbkan kerusakan erat pada klamin jika tidak diobati
5.    Hepatitis B menyebbkan kerusakan pada hati.
6.    HIV/AIDS menghancurkan system kekebalan tubuh bahkan meninggal
            Solusi sementara untuk menanggulangi permasalahan tersebut adalah penyuluhan kesehatan terutama tentang PMS,oleh Bidan Komunitas dapat dilakukan test darah dan pemeriksaan kesehatan terutama pada wanita dan remaja ,dengan tujuan masyarakat sadar akan akibat yang diderita jika sudah menderita PMS.