London (ANTARA News) - Kantuk itu normalnya muncul di malam hari ketika tubuh butuh tidur. Tetapi pada beberapa orang, rasa kantuk yang terkadang muncul tak tergantung pada waktu. Jadi, apa yang menyebabkan tubuh dengan mudah merasakan kantuk ?
Rasa kantuk dapat menggangu pekerjaan, dan dapat berbahaya jika seseorang berkendara dan dapat mengurangi kualitas hidup dan produktivitas. Llebih jauh, kantuk juga merupakan gejala adanya masalah kesehatan.
Seperti dikutip dari lifemojo inilah yang menyebabkan tubuh mudah merasakan kantuk :
1. Kurang tidur
Secara umum, seseorang membutuhkan tidur delapan jam sehari, Jika kurang dari itu, dapat menyebabkan gangguan konsentrasi dan kesehatan, sehingga orang mudah merasakan kantuk. Karena alasan itu, pastikanlah tubuh memperoleh istirahat yang cukup.
2. Memiliki masalah tidur
Gangguan tidur seperti nafas yang tiba - tiba terhenti,mendengkur atau sering bangun dapat membuat kualitas tidur berkurang dan tubuh akan merasakan kantuk keesokan harinya,meskipun seseorang telah tidur delapan jam di malam hari.
3. Anemia
Kekurangan sel darah merah akan membuar orang merasa lelah dan mengantuk, terutama pada wanita selama masa menstruasi. Guna menanggulanginya konsumsilah banyak makanan yang mengandung zat besi seperti sayuran berdaun hijau, ati dan sereal.
4. Gangguan saluran kemih
Gangguan seperti infeksi dapat menyebabkan luka dan terbakar yang sering terjadi pada malam hari sehingga hal itu menganggu tidur.
5.Diabetes
Fluktuasi kadar gula darah dapat menyebabkan tubuh kehilangan energi yang menyebabkan keletihan dan kantuk tanpa sebab yang diketahui. Dan Juga satu gejala klasik diabetes adalah terlalu banyak kencing yang menggangu tidur.
6. Peralihan Kerja
Memiliki pekerjaan dengan shift malam dapat mengganggu pola tidur normal dan waktu biologis tubuh, hal itu membuat orang merasa mengantuk selama seharian.
Minggu, 06 November 2011
Rabu, 02 November 2011
Menopause
Menopause
1. Pengertian menopause
Menurut arti katanya, menopause berasal dari kata “men” berarti bulan, “pause, pausis, paudo” berarti periode atau tanda berhenti, sehingga menopause diartikan sebagai berhentinya secara definitif menstruasi. Menopause secara teknis menunjukkan berhentinya menstruasi, yang dihubungkan dengan berakhirnya fungsi ovarium secara gradual, yang disebut klimakterium (Kartono, 1992).
Menopause adalah suatu fase dari kehidupan seksual wanita, dimana siklus menstruasi berhenti. Bagi seorang wanita, dengan berhentinya menstruasi ini berarti berhentinya fungsi reproduksi (tidak dapat hamil dan mempunyai anak), namun tidak berarti peranannya dalam melayani suami di bidang kebutuhan seksual berhenti dengan sendirinya (Hawari, 1996).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi.
Menopause adalah suatu fase dari kehidupan seksual wanita, dimana siklus menstruasi berhenti. Bagi seorang wanita, dengan berhentinya menstruasi ini berarti berhentinya fungsi reproduksi (tidak dapat hamil dan mempunyai anak), namun tidak berarti peranannya dalam melayani suami di bidang kebutuhan seksual berhenti dengan sendirinya (Hawari, 1996).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berakhirnya menstruasi dan berhentinya fungsi reproduksi.
2. Periode terjadinya menopause
Menurut Damayanti (2003), menopause dipacu oleh perubahan hormon dalam tubuh, yang diawali dengan terkelupasnya pelapis rahim (endometrium) bersama dengan sedikit darah, yang dipicu oleh kadar hormon progesteron yang rendah dalam tubuh. Pada waktu yang sama hormon perangsang folikel (FSH= Foilicle Stimulating Hormone) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone) yang dihasilkan kelenjar hipofise merangsang proses pematangan telur dalam ovarium. Keadaan ini kemudian menghasilkan peningkatan kadar estrogen. Fase ini disebut fase pengelupasan.
Fase pengelupasan akan segera diikuti fase proliferasi dimana kadar estrogen tinggi dan membuat endometrium mengalami penebalan. Akhirnya kadar hormon perangsang folikel dan hormon lutein mencapai puncaknya dan terjadi pelepasan sel telur dari ovarium (ovulasi). Folikel tempat sel telur dilepaskan akan membentuk sebuah kelenjar yang disebut corpus luteum yang menghasilkan progesteron, yang akan membuat kelenjar endometrium mengalami fase sekresi sebagai persiapan bila terjadi perubahan, sehingga siap untuk suatu kehamilan. Jika sel telur tidak dibuahi, kadar estrogen menurun, corpus luteum mengalami degenerasi dan kadar progesteronpun menurun.
Wanita dilahirkan dengan sejumlah besar sel telur yang secara bertahap akan habis terpakai. Ovarium tidak mampu membuat sel telur baru, sehingga begitu sel telur yang dimiliki sejak lahir habis, maka ovulasi akan berhenti sama sekali. Jadi terdapat semacam kekurangan hormon yang menyebabkan sebagian besar masalah yang terjadi di sekitar menopause, yang berkembang sesudahnya. Ada tiga macam hormon penting yang diproduksi oleh ovarium, yaitu estrogen, progesteron, dan testosteron, dimana setelah mencapai menopause hormon-hormon ini tidak diproduksi.
Santrock (2002) mengemukakan sejumlah perubahan fisik menandai masa dewasa tengah, beberapa perubahan mulai tampak lebih awal diusia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik / bagian diusia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukkan bahwa masa dewasa tengah telah datang. Melihat dan mendengar adalah dua perubahan yang paling menyusahkan dan paling tampak dalam masa dewasa tengah. Daya akomodasi mata, kemampuan untuk memfokuskan dan mempertahankan gambar pada retina-mengalami penurunan paling tajam pada usia 40 dan 59 tahun. Khususnya, individu pada usia tengah baya mulai mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat.
engenai terjadinya menopause, tidak ada batasan umur yang pasti. Sesungguhnya setiap wanita mengalaminya pada umur tertentu, setelah masa kesempurnaan berakhir. Sehubungan dengan itu para ahli memberikan batasan umur pada wanita menopause berbeda-beda antara satu dengan yang lain, karena ditinjau dari sudut yang berbeda pula.
Purwantyastuti (2005) mengatakan bahwa umumnya wanita Indonesia mengalami menopause di usia 45-55 tahun. Hal yang sama juga dikatakan Braam dkk (1981), yang menyatakan bahwa sebagian besar wanita, menopause terjadi pada umur antara 45-55 tahun. Meskipun begitu ada beberapa wanita yang mengalami menstruasi terakhir sebelum umur 45 tahun, tetapi ada pula wanita yang sesudah berumur 57 tahun baru mendapatkan menstruasi terakhir.
Menurut Pakasi (dalam Indarwati, 2000) menopause terjadi ditengah masa klimakterium, yaitu suatu masa yang dimulai pada akhir masa reproduksi dan berakhir pada awal lanjut usia, yaitu usia 40-63 tahun. Pada masa inilah menstruasi yang merupakan salah satu tanda kewanitaan seseorang dan cerminan dari kapasitas reproduksi wanita secara berangsur-angsur mulai berhenti.
Muhammad (1981) menjelaskan bahwa pada suatu saat akan tiba waktunya bagi sisa-sisa folikel sel telur yang berada pada indung telur untuk mulai menghilang. Saat ini tidaklah sama pada setiap wanita. Perubahan ini terjadi secara mendadak, antara umur 45 tahun dan 55 tahun. Ada transisi yang bertahap dari masa kegiatan indung telur yang tidak ada lagi, ketika wanita itu sudah mulai memasuki usia menopause. Menurut Hastings (Damayanti, 2003) sebagian besar wanita mengalami menopause antara umur 40 tahun dan 55 tahun dan rata-rata pada umur 47 tahun.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa periode terjadinya menopause ketika persediaan sel telur habis, indung telur mulai menghentikan produksi entrogen yang akibatnya haid tidak muncul lagi. Pada wanita tersebut menginjak masa menopause, yang berarti berhentinya masa kesuburannya. Dan dengan melihat batasan umur wanita menopause yang telah disebutkan, dapat diambil kesimpulan batasan wanita akan mengalami menopause antara umur 40 tahun sampai 55 tahun.
3. Gejala-gejala menopause
Pada masa menopause diikuti perubahan-perubahan baik fisik maupun psikisnya. Untuk mengetahui masa menopause sudah datang pada wanita, ada beberapa gejala yang mendahului meskipun tidak semua wanita akan merasakan gejala-gejala ini.
Reitz (dalam Damayanti, 2003) mengutarakan beberapa gejala yang mengawali masa menopause, yaitu:
a. Berhentinya menstruasi secara mendadak. Mulai terjadi pola haid yang tidak beraturan, haid dapat berubah-ubah dari banyak menjadi sedikit tanpa pola tertentu pada wanita yang berusia sekitar 45 tahun keatas.
b. Terjadinya arus panas. Hal ini terjadi karena tidak adanya keseimbangan pada vasomotor.
c. Rasa gelisah, mudah tersinggung, ketegangan dan kecemasan, termasuk perasaan tertekan, sedih, malas, emosi yang meluap, mudah marah, merasa tidak berdaya dan mudah menangis.
d. Osteoporosis (pengeroposan tulang).
e. Pruritis, merupakan istilah kedokteran untuk rasa gatal pada kulit di daerah vulva atau alat kelamin.
enurut Kartono (1992) beberapa gejala yang menandai menopause yang disebut fase preliminer, yaitu:
a. Menstruasi yang tidak lancar dan tidak teratur, yang datang lebih lambat atau lebih awal.
. Kotoran, haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit.
c. Muncul gangguan-gangguan vasomotoris, yang berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh-pembuluh darah.
d. Merasa pusing, disertai sakit kepala terus menerus.
e. Keringat berlebih, yaitu berkeringat yang tidak ada henti-hentinya.
f. Neuralgia, yaitu gangguan atau sakit syaraf dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala menopause antara lain berhentinya menstruasi secara mendadak atau menstruasi yang tidak lancar dan tidak teratur, terjadinya arus panas, merasa gelisah, pusing, osteoporosis, pruritis, selalu berkeringat dan neuralgia.
Pada masa menopause diikuti perubahan-perubahan baik fisik maupun psikisnya. Untuk mengetahui masa menopause sudah datang pada wanita, ada beberapa gejala yang mendahului meskipun tidak semua wanita akan merasakan gejala-gejala ini.
Reitz (dalam Damayanti, 2003) mengutarakan beberapa gejala yang mengawali masa menopause, yaitu:
a. Berhentinya menstruasi secara mendadak. Mulai terjadi pola haid yang tidak beraturan, haid dapat berubah-ubah dari banyak menjadi sedikit tanpa pola tertentu pada wanita yang berusia sekitar 45 tahun keatas.
b. Terjadinya arus panas. Hal ini terjadi karena tidak adanya keseimbangan pada vasomotor.
c. Rasa gelisah, mudah tersinggung, ketegangan dan kecemasan, termasuk perasaan tertekan, sedih, malas, emosi yang meluap, mudah marah, merasa tidak berdaya dan mudah menangis.
d. Osteoporosis (pengeroposan tulang).
e. Pruritis, merupakan istilah kedokteran untuk rasa gatal pada kulit di daerah vulva atau alat kelamin.
enurut Kartono (1992) beberapa gejala yang menandai menopause yang disebut fase preliminer, yaitu:
a. Menstruasi yang tidak lancar dan tidak teratur, yang datang lebih lambat atau lebih awal.
. Kotoran, haid yang keluar banyak sekali ataupun sangat sedikit.
c. Muncul gangguan-gangguan vasomotoris, yang berupa penyempitan atau pelebaran pembuluh-pembuluh darah.
d. Merasa pusing, disertai sakit kepala terus menerus.
e. Keringat berlebih, yaitu berkeringat yang tidak ada henti-hentinya.
f. Neuralgia, yaitu gangguan atau sakit syaraf dan lain-lain.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa gejala-gejala menopause antara lain berhentinya menstruasi secara mendadak atau menstruasi yang tidak lancar dan tidak teratur, terjadinya arus panas, merasa gelisah, pusing, osteoporosis, pruritis, selalu berkeringat dan neuralgia.
Permasalahan-permasalahan Bidan
Permasalahan-permasalahan Bidan
1. Permasalahan-permasalahan idan yang berkaitan dengan soft skill dan har skill.a) Soft skill
· Di Rumah Sakit : Bidan-bidan di rumah sakit masih menerapkan system senioritas kepada bidan-bidan yang baru, rasa empati ke pasien kurang.
· Di RB/BP : Bidan di RB/BP berpola fikir mereka yang paling berkuasa.
· Di BP : Tidak sedikit juga bidan yang kurang bisa beradatasi dengan masyarakat setempat, dan juga tidak jarang mereka kurang percaya diri dalam mengambil keputusan.
b) Hard skill
· Di Rumah Sakit : ketrampilan bidan yang berkaitan dengan KB kurang, karena mereka Cuma bekerja di bangsal VK dn tdak ad rolling.
· Di RB/BP : masih banyak bidan senior (tua) masih memakai cara pertolongan yang lama di mana sudah diganti dengan yang baru atau sudah tidak digunakan lagi, tapi mereka masih tetep memakai cara yang lama.
· Di BPS : Masih banyak juga bidan yang bekerja di BPS kurang kompeten atau kurang terampil dalam menangani pasien.
2. Permasalahan-permasalahan bidan berdasarkan prinsip kerja bidan.
· Di Rumah Sakit : Sering kali bidan-bidan di rumah sakit banyak yang tidak sabar dalam menangani pasien.
· Di RB/BP : Bidan yang bekerja di RB/BP masih kuarng begitu memperhatikan kebutuhan psikologis pasien, dan juga kurang mengajarkan untuk promosi kesehatan ke pasien.
· Di BPS : Kurangnya pemakaian teknologi,
3. Solusi dari masing-masing permasalahan
a) Soft skill
· Di rumah sakit : Dengan cara memberikan kesempatan pada yang muda untuk di berikan kepercayaan dalam menangani pasien. Bidan di rumah sakit kurang begitu empati kepada pasien mungkin karena mereka terlalu lelah dengan jam kerja yang padat.
· Di RB/BP : Di mana sebaiknya di dalam RB/BP semua tanggung jawab tidak harus selalu di berikan kepada bidan tapi bisa juga dengan profesi lain.
· Di BPS : sebelum bidan terjun ke masyarakat mereka terlebih dulu di berikan pembekalan tentang cara beradaptasi dengan masyarakat.
b) Hard skill
· Di rumah sakit : sebaiknya diadakan rolling antar bangsal/tempat kerja di rumah sakit sehingga kerampilan bidan akan lebih ter-asah bahkan bertambah yang mencakup semua pelayanan kebidanan.
· Di RB/BP : bidan-bidan yang masa pendidikannya sudah terlampau lama di berikan atau di wajibkan untuk memperbaharui lagi ilmu yang mereka miliki dalam memberikan pelayanan kebidanan, dengan cara mengikuti semnar-seminar atau pelatihan-pelatihan terbaru, sehingga bias mengikuti perkembangan ilm kebidanan yang terbaru.
· Di BPS : Setiap bidan yang akan terjun di dunia kerja harus di uji kompetensi dan memiliki sertifikat lulus uji kompetensi.
c) Menurut prinsip kerja bidan
· Di rmah sakit : Hampir semua bidan yang bekerja dirumah sakit terutama di bangsal VK mereka kurang sabar dalam memberikan pelayanan ke pasien, salah satu penyebabnya adalah mereka kelelahan dengan jam kerja yang padat dan banyak, sehingga pskologis mereka jadi krang sehat sehingga yang jadi pelampiasan adalah pasien, agar itu semua tida terjadi lagi maka perlu di tinjau lagi masa dan jam kerja bidan yang terlau padat, supaya bidan dapat merefleksikan diri.
· Di RB/BP : kadang bidan yang bekerja di RB/BP kurang memperhatikan promosi kesehatan dan kebutuhan psikologis pasien, jadi bidan-bidan itu perlu di berikan lagi pengetahuan tentang kewajiban seorang bidan.
· Di BPS : BPS-BPS perlu di audit dalam beberapa waktu sekali untuk memastikan bahwa peralatan yang dipakai sudah memenuhi standart pelayanan kebidanan.
Endometriosis
Endometriosis
Endometriosis, Jangan sepelekan Nyeri Haid
Nyeri haid merupakan keadaan yang normal terjadi pada pasien yang mengalami menstruasi. Namun tak jarang nyeri haid menjadi suatu tanda adanya gangguan pada organ reproduksi wanita, endometriosis salah satunya.
Endometriosis merupakan kondisi medis pada wanita yang ditandai dengan tumbuhnya sel endometrium di luar kandung rahim. Kandung rahim dilapisi oleh sel endometrium yang sangat berpengaruh terhadap hormon wanita. Normalnya, sel endometrium rahim akan menebal selama siklus kewanitaan berlangsung agar nantinya siap untuk menerima hasil pembuahan antara sel telur dan sperma. Bila sel telur tidak mengalami pembuahan, maka sel endometrium yang menebal akan meluruh dan keluar sebagai darah menstruasi.
Pada endometriosis, sel endometrium yang semula berada dalam rahim akan berpindah dan tumbuh di luar kandung rahim. Sel ini bisa saja tumbuh dan berpindah ke ovarium, saluran telur (tuba fallopi), belakang rahim, ligamentum uterus bahkan dapat sampai ke usus dan kandung kencing. Sel endometrium ini memiliki respon yang sama seperti sel endometrium pada rahim dan sangat berpengaruh terhadap hormon kewanitaan. Pada saat menstruasi berlangsung, sel-sel endometrium yang berpindah ini akan mengelupas dan menimbulkan perasaan nyeri di sekitar panggul.
Umumnya, penyakit endometriosis muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian endometriosis mencapai 5-10% pada wanita umumnya dan lebih dari 50% terjadi pada wanita perimenopause. Gejala endometriosis sangat tergantung pada letak sel endometrium ini berpindah. Yang paling menonjol adalah adanya nyeri pada panggul, sehingga hampir 71-87% kasus didiagnosa akibat keluhan nyeri kronis hebat pada saat haid, dan hanya 38% yang muncul akibat keluhan infertile (mandul). Tetapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa menopause dan bahkan ada yang melaporkan terjadi pada 40% pasien histerektomi (pengangkatan rahim). Beberapa studi juga mengatakan bahwa wanita jepang mempunyai prevalensi yang lebih besar diantara wanita kauskasia. Selain itu juga 10% endometriosis ini dapat muncul pada mereka yang mempunyai riwayat endometriosis di keluarganya.
Gejala dari endometriosis ini bervariasi dan tidak bisa diprediksi. Nyeri haid (dismenorea), nyeri pinggang yang kronis, nyeri pada saat berhubungan (dispareunea), kemandulan (infertile) merupakan gejala yang umum terjadi. Banyak spekulasi dari berbagai peneliti mengenai nyeri yang timbul. Pada dasarnya, nyeri pada endometriosis muncul sebagai akibat materi peradangan yang dihasilkan oleh endometriosis yang aktif. Sel endometrium yang berpindah tadi akan terkelupas dan terlokalisir di suatu tempat dan merangsang respon inflamasi dengan melepaskan materi citokin sehingga muncul perasaan nyeri. Selain itu, nyeri juga dapat ditimbulkan akibat sel endemetrium yang berpindah tersebut menyebabkan jaringan parut di tempat perlekatannya dan menimbulkan perlengkatan organ, seperti ovarium, ligamentum ovarium, saluran telur (tuba fallopi), usus, kandung kencing dll. Perlengketan ini akan merusak organ tersebut dan menimbulkan nyeri yang hebat di sekitar panggul.
Endometriosis ditemukan pada 25% wanita infertil (mandul) dan diperkirakan 50% – 60% dari kasus endometriosis akan menjadi infertil (mandul). Endometriosis yang invasiv akan menimbulkan kemandulan akibat berkurangnya fungsi rahim dan adanya pelengketan pada tuba dan ovarium. Namun beberapa teori mengatakan bahwa endometriosis akan menghasilkan prostaglandin dan materi peradangan yang lain yang dapat mengganggu fungsi dari organ reproduksi seperti kontraksi atau spasme. Disebutkan juga pada endometriosis fungsi tuba fallopi dalam melakukan pengambilan sel telur dari ovarium menjadi terganggu. Bahkan dapat merusak epitel dinding rahim dan menyebabkan kegagalan dalam implantasi hasil pembuahan (sehingga pasien dengan endometriosis memiliki riwayat abortus 3 kali lebih besar dari orang normal).
Secara garis besar endometriosis ini dibagi menjadi empat tingkatan berdasarkan beratnya penyakit,
Endometriosis merupakan kondisi medis pada wanita yang ditandai dengan tumbuhnya sel endometrium di luar kandung rahim. Kandung rahim dilapisi oleh sel endometrium yang sangat berpengaruh terhadap hormon wanita. Normalnya, sel endometrium rahim akan menebal selama siklus kewanitaan berlangsung agar nantinya siap untuk menerima hasil pembuahan antara sel telur dan sperma. Bila sel telur tidak mengalami pembuahan, maka sel endometrium yang menebal akan meluruh dan keluar sebagai darah menstruasi.
Pada endometriosis, sel endometrium yang semula berada dalam rahim akan berpindah dan tumbuh di luar kandung rahim. Sel ini bisa saja tumbuh dan berpindah ke ovarium, saluran telur (tuba fallopi), belakang rahim, ligamentum uterus bahkan dapat sampai ke usus dan kandung kencing. Sel endometrium ini memiliki respon yang sama seperti sel endometrium pada rahim dan sangat berpengaruh terhadap hormon kewanitaan. Pada saat menstruasi berlangsung, sel-sel endometrium yang berpindah ini akan mengelupas dan menimbulkan perasaan nyeri di sekitar panggul.
Umumnya, penyakit endometriosis muncul pada usia reproduktif. Angka kejadian endometriosis mencapai 5-10% pada wanita umumnya dan lebih dari 50% terjadi pada wanita perimenopause. Gejala endometriosis sangat tergantung pada letak sel endometrium ini berpindah. Yang paling menonjol adalah adanya nyeri pada panggul, sehingga hampir 71-87% kasus didiagnosa akibat keluhan nyeri kronis hebat pada saat haid, dan hanya 38% yang muncul akibat keluhan infertile (mandul). Tetapi ada juga yang melaporkan pernah terjadi pada masa menopause dan bahkan ada yang melaporkan terjadi pada 40% pasien histerektomi (pengangkatan rahim). Beberapa studi juga mengatakan bahwa wanita jepang mempunyai prevalensi yang lebih besar diantara wanita kauskasia. Selain itu juga 10% endometriosis ini dapat muncul pada mereka yang mempunyai riwayat endometriosis di keluarganya.
Gejala dari endometriosis ini bervariasi dan tidak bisa diprediksi. Nyeri haid (dismenorea), nyeri pinggang yang kronis, nyeri pada saat berhubungan (dispareunea), kemandulan (infertile) merupakan gejala yang umum terjadi. Banyak spekulasi dari berbagai peneliti mengenai nyeri yang timbul. Pada dasarnya, nyeri pada endometriosis muncul sebagai akibat materi peradangan yang dihasilkan oleh endometriosis yang aktif. Sel endometrium yang berpindah tadi akan terkelupas dan terlokalisir di suatu tempat dan merangsang respon inflamasi dengan melepaskan materi citokin sehingga muncul perasaan nyeri. Selain itu, nyeri juga dapat ditimbulkan akibat sel endemetrium yang berpindah tersebut menyebabkan jaringan parut di tempat perlekatannya dan menimbulkan perlengkatan organ, seperti ovarium, ligamentum ovarium, saluran telur (tuba fallopi), usus, kandung kencing dll. Perlengketan ini akan merusak organ tersebut dan menimbulkan nyeri yang hebat di sekitar panggul.
Endometriosis ditemukan pada 25% wanita infertil (mandul) dan diperkirakan 50% – 60% dari kasus endometriosis akan menjadi infertil (mandul). Endometriosis yang invasiv akan menimbulkan kemandulan akibat berkurangnya fungsi rahim dan adanya pelengketan pada tuba dan ovarium. Namun beberapa teori mengatakan bahwa endometriosis akan menghasilkan prostaglandin dan materi peradangan yang lain yang dapat mengganggu fungsi dari organ reproduksi seperti kontraksi atau spasme. Disebutkan juga pada endometriosis fungsi tuba fallopi dalam melakukan pengambilan sel telur dari ovarium menjadi terganggu. Bahkan dapat merusak epitel dinding rahim dan menyebabkan kegagalan dalam implantasi hasil pembuahan (sehingga pasien dengan endometriosis memiliki riwayat abortus 3 kali lebih besar dari orang normal).
Secara garis besar endometriosis ini dibagi menjadi empat tingkatan berdasarkan beratnya penyakit,
- Stage 1
Lesi besrsifat superficial, ada perlengketan di permukaan saja - Stage 2
Adanya pelengketan sampai di daerah cul-de-sac - Stage 3
Sama seperti stage 2, namun disertai endometrioma yang kecil pada ovarium dan ada perlengketan juga yang lebih banyak. - Stage 4
Sama seperti stage 3, namun disertai endometrioma yang besar dan perlengketan yang sangat luas.
Anda perlu berkunjung ke dokter untuk mengetahui adanya penyakit endometriosis ini. Biasanya, dengan wawancara (anamnesis) dan pemeriksaan fisik, endometriosis dapat diketahui.
Pada pasien dengan endometriosis, saat dilakukan pemeriksaan fisik, akan ditemukan nodul pada ligamen uterus. Selain itu, nodul juga ditemukan pada uterosacral. Rasa nyeri dialami pasien saat pemeriksaan berlangsung. Pemeriksaan penunjang laindibutuhkan untuk memastikan diagnosa endometriosis, seperti USG (ultrasonografi) dan MRI (magnetic resonance imaging). Pada beberapa kasus endometriosis, pasien mendapatkan hasil negatif dari pemeriksaan penunjang sehingga dibutuhkan pemeriksaan yang lebih akurat. Pemeriksaan yang lebih akurat tersebut yaitu laparoskopi dengan biopsy serta pemeriksaan tumor marker CA-125.
Harus disadari bahwa endometriosis bersifat progresif dan berulang, sehingga pengankatan rahim (histerektomi) dan kedua saluran telur menjadi pilihan yang paling mungkin untuk menghilangkan endemetriosisnya. Namun tindakan ini tidak mungkin dilakukan pada mereka yang masih ingin mempunyai keturunan atau belum menikah. Sehingga pilihan tepat yang dapat dilakukan yaitu menggunakan obat-obatan.
Terapi dapat dilakukan menggunakan:
- Nonsteroidal antiinflammatory drugs (NSAID/obat antiinflamasi nonsteroid).
NSAID tidak hanya mengurangi nyeri, namun dapat mengurangi perdarahan yang terjadi. Pada kasus yang berat, diperkenankan penggunaan morfin. - Progesterone atau progestin
Progesterone dapat “melawan” aktivitas estrogen dan mencegah terjadinya penebalan pada endometrium. Progestin merupakan zat kimia turunan progesterone. - Menghindari segala bentuk bahan yang bersifat estrogenik.
- Kontrasepsi oral
Terapi kontrasepsi oral dapat mengurangi nyeri yang berhubungan dengan endometriosis. Kontrasepsi oral akan menekan LH dan FSH untuk mencegah terjadinya ovulasi sehingga endometrium tidak menebal. Kontrasepsi oral (Pil KB) dapat menekan keluhan nyeri hingga 75% pada penderita endometriosis. - Pil KB ini dapat diminum secara kontinyu atau sesuai siklus menstruasi dan dapat dihentikan setelah 6 sampai 12 siklus.
- Efek samping yang mungkin muncul adalah nyeri kepala, mual dan hipertensi.
- Pil ini diminum sesuai dengan aturan, dengan tidak meminum pil placebonya.
- Danazole (steroid) yang bekerja dengan menciptakan suasana androgenik, dapat menekan pertumbuhan endometriosis. Namun ada efek samping yang muncul seperti hirsutisme (pertumbuhan rambut berlebih pada wanita dengan distribusi seperti laki-laki), acne, dll.
- Lupron (GnRH agonis) bekerja dengan meningkatkan kadar GnRH di darah, seingga kadar LH dan FSH turun, namun efek samping yang mungkin muncul adalah munculnya osteoporosis. Dapat digunakan hanya 6 bulan saja. Dosis yang diberikan 11,25 mg untuk 3 bulan, kemudian dilanjutkan sebukan sekali selama 6 bulan 3,75 mg.
- Aromatase inhibitor merupakan pengobatan yang memblok peroduksi dari estrogen.
Pengobatan dengan pembedahan dibagi menjadi 3 kelompok
- Pembedahan konservatif, dilakukan jika organ reproduksi masih diperlukan, tindakan ini dilakukan dengan jalan mengeksisi, mengangkat jaringan endometriosisnya saja, dan menjaga organ panggul tetap dalam keadaan baik.
- Semi konservatif , jika fungsi ovarium masih dibutuhkan.
- Pembedahan radikal, jika rahim indung telur dan ovarium diangkat total, ini dilakukan pada pasien yang mengalami nyeri hebat dan sudah resisten dengan medikamentosa (obat-obatan), serta sudah tidak menginginkan keturunan lagi. Tetapi tindakan radikal ini juga tidak menjamin pasien akan terbebas dari masalah nyeri.
Faktor yang menentukan kesembuhan penyakit ini sangat bergantung dari pasien. Hal ini dikarenakan belum ada penanganan yang benar-benar dapat membebaskan pasien endometriosis dari nyeri yang hebat. Perlu diingat, penanganan dengan melakukan operasi awal laparoskopi sangat diperlukan untuk menentukan tingkat keparahan endometriosis sehingga dapat dijadikan acuan dalam pemberian terapi. Adanya keinginan pasien untuk terbebas dari nyeri dan keinginannya memiliki keturunan memerlukan pertimbangan bagi dokter dalam memilih terapi pada pasien.
Angka kekambuhan endometriosis ini sangat besar yaitu 5-20%, bahkan mencapai 40%, kecuali dilakukan histerektomi pada pasien atau pasien sudah memasuki masa menopause. Endometriosis ini jarang menjadi ganas dan tidak ada hubungannya dengan kanker endometrial. Kurang dari 50 kasus keganasan ovarium muncul dari kasus endometriosis dan kebanyakan dari kasus ini telah menjadi adenoakantomas. So, jangan sepelekan nyeri haid bila tanda endometriosis telah anda rasakan.
Keputihan
Keputihan
Keputihan atau Flour Albus merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. yang sering menimbulkan keputihan ini antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini juga dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada saluran kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
Gejala Keputihan
- Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau sesudah haid pada wanita tertentu.
- Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.
Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan tubuhnya lemah. sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat kelamin luar.
- pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
- Gadis muda juga kadang-kadang mengalami keputihan sesaat sebelum masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Penyebab Keputihan
Penyebab keputihan secara umum adalah :
- Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar.
- Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintesis.
- Sering menggunakan WC umum yang kotor.
- Tidak mengganti panty liner
- Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina.
- Sering bertukar celana dalam/handuk dengan orang lain.
- Kurang menjaga kebersihan vagina.
- Kelelahan yang amat sangat.
- Stress
- Tidak mengganti pembalut saat menstruasi
- Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
- Tidak menjalani hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, kurang tidur)
- Tinggal di daerah tropis yang lembab
- Lingkungan sanitasi yang kotor
- Sering mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat
- Sering berganti pasangan dalam berhubungan seks
- Kadar gula tinggi
- Hormon yang tidak seimbang
- Sering menggaruk vagina
Sedangkan dengan memperhatikan cairan yang keluar, kadang-kadang diketahui penyebab keputihan.
- Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.
- Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.
- Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
8 Tips mencegah keputihan
- Bersihkan organ intim dengan pembersih yang tidak mengganggu kestabilan pH disekitar vagina. salah satunya produk pembersih yang terbuat dari bahan dasar susu. Produk seperti ini mampu menjaga keseimbangan pH sekaligus meningkatakan pertumbuhan flora normal dan menekna pertumbuhan bakteri yang tidak bersahabat. Sabun antiseptik biasa umumnya bersifat keras dan dan dapat flora normal di vagina. Ini tidak menguntungkan vagina dalam jangka panjang.
- Hindari pemakaian bedak pada organ kewanitaan dengan tujuan agar vagina harum dan kering sepanjang hari. Bedak memiliki partikel-partikel halus yang mudah terselip di sana sini dan akhirnya mengundang ajamur dan bakteri bersarang di tempat itu.
- Selalu keringkan bagian vagina sebelum berpakaian.
- Gunakan celana dalam yang kering. Seandainya basah atau lembab, usahakan cepat mengganti dengan yang bersih dan belum dipakai. Tak ada salahnya anda membawa cadangan celana dalam tas kecil untuk berjaga-jaga manakala perlu menggantinya.
- Gunakan celana dalam yang menyerap keringat, seperti katun. Celana dari bahan satin atau sintetik lain membuat suasana disekitar organ intim panas dan lembab.
- Pakaian luar juga perlu diperhatikan. celana jeans tidak dianjurkan karena pori-porinya sangat rapat. pilihlah seperti rok atau celana bahan non-jeans, agar sirkulasi udara di sekitar organ intim bergerak leluasa.
- Ketika haid sering-seringlah berganti pembalut.
- Gunakan panty liner di saat perlu saja. Jangan terlalu lama. Misalkan saat bepergian ke luar rumah dan melepaskan sekembalinya anda di rumah.
Mitos-mitos seputar kehamilan
Mitos-mitos seputar kehamilan
Sampai saat ini banyak sekali mitos mengenai kehamilan yang beredar di masyarakat. Namun yang namanya mitos tentu masih diragukan kebenarannya.
Ingin tahu apa saja mitos itu dan seperti apa kebenarannya dilihat dari sudut pandang medis? Berikut ulasannya:
Bila denyut jantung bayi cepat, berarti bayinya perempuan
Salah. Di dalam kandungan, sama sekali tak ada bedanya; antara perempuan dan laki-laki. Kecepatan denyut janin ditentukan oleh usia janin. Sekitar lima minggu kehamilan, denyut jantung janin mendekati denyut jantung ibu, dan akan bertambah cepat sampai minggu kesembilan. Lalu akan menurun pada pertengahan kehamilan. Kondisi ini terjadi pada semua janin.
Bila kandungan berat ke bawah berarti laki-laki, ke atas perempuan.
Salah. Bila kandungan ke atas, berarti kehamilan pertama dan tubuh ibu masih bagus. Otot perut cenderung semakin elastis pada setiap kehamilan. Jadi, bila bkan kehamilan pertama, perut cenderung semakin turun.
Ingin melahirkan normal, jangan berlaku kasar pada hewan
Salah. Hingga kini tak ada bukti medis tentang pantangan ini. Namun dalam kondisi apapun kita tidak disarankan bersikap kasar pada hewan, jika tidak dirugikan.
Ibu hamil sering bermimpi
Benar. Menurut para ahli, mimpi adalah perwujudan perasaan seseorang. Mimpi yang sering dialami oleh ibu hamil biasanya perwujudan dari rasa penasaran karena ia proses persalinan dan wujud bayinya kelak.
Minum rebusan air kacang hijau membuat rambut bayi tebal
Salah. Kondisi rambut serta jenis rambut ditentukan olef faktor genetik, jadi tak ada hubungannya dengan air rebusan kacang hijau.
Menyematkan benda tajam pada baju atau bangle (semacam jahe) akan melindungi janin dari 'gangguan' supranatural
Salah. Satu-satunya gangguan yang bisa menyerang si kecil saat masih dalam perut adalah gangguan kesehatan. Ibu hamil disarankan banyak berdoa dan hidup sehat agar bayi yang akan dilahirkan selalu dalam kondisi baik dan sehat.
USG berbahaya jika dilakukan setiap kali periksa kehamilan
Salah. Sejak pertama kali ditemukan, pemeriksaan USG tidak mengakibatkan gangguan pada ibu dan janin. USG sangat aman karena menggunakan gelombang suara 20.000 hertz dan dipakai secara menyebar.
Minum air kelapa dapat mempercepat persalinan
Salah. Belum ada penelitan yang membuktikan mitos ini karena lancarnya persalinan dipengaruhi oleh berbagai faktor. Namun air kelapa muda memang berkhasiat untuk menjadikan air ketuban putih dan bersih.
Sebaiknya ibu hamil tidak melakukan hubungan intim pada trimester pertama kehamilannya
Salah. Belum ada penelitian yang membuktikan bahwa hubungan intim menyebabkan keguguran. Jadi sepanjang hal itu tidak menyakitkan dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan, ibu hamil boleh-boleh saja melakukannya.
Leher ibu hamil yang menghitam atau puting yang berwarna gelap menandakan bayinya laki-laki
Salah. Perubahan warna pada leher atau puting tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin bayi. Perubahan warna kulit pada ibu hamil diakibatkan peningkatan progesteron dan melanost (hormon yang mengatur pigmentsi kulit). Karena itu puting susu yang menghitam biasa terjadi pada kehamilan, baik pada ibu hamil yang mengandung bayi laki-laki atau perempuan. Selain perubahan warna kulit dan puting susu, ibu hamil juga memiliki guratan kehitaman di perut dan garis hitam dari pusar ke bagian pugbis. Namun gejala ini akan menghilan setelah melahirkan
Bila bentuk perut calon ibu membulat, berarti bayinya perempuan
Salah. Bentuk perut ibu hamil yang lonjong atau bulat tergantung pada posisi janin dalam kandungan. Jika janin melintang, perut akan terlihat melebar. Namun jika posisi janin memanjang, perut akan terlihat tinggi. Selain itu, bentuk perut ibu hamil juga tergantung pada elastisitas otot dan volume air ketuban. Pada kehamilan anak pertama, perut akan tampak bulat karena otot masih kencang. Namun perut ibu yang pernah hamil beberapak kali akan tampak turun karena ototnya mulai kendur. Pada ibu hamil yang cairan ketubannya banyak, bentuk perutnya
Minum susu kedelai atau makanan yang terbuat dari kacang kedelai akan membuat bayi berkulit putih
Salah. Minum susu kedelai ataupun makan makanan yang terbuat dari kacang kedelai tidak berpengaruh pada warna kulit bayi. Warna kulit bayi diturunkan secara genetis dari orang tuanya.
Terlalu sering makan jeruk akan meningkatakan lendir pada paru-paru jani dan resiko kuning saat bayi lahir
Salah. Mitos ini tidak benar. Jeruk ini justru merupakan sumber vitamin C dan serat yang sangat dibutuhkan ibu hamil. Karena itu, mengkonsumsi jeruk selama kehamilan dianjurkan.
Jika menginginkan bayi cerdas dan persalinan lancar, sering-seringlah berhubungan intim selama hamil
Salah. Tidak benar bahwa sperma mengandung zat penyubur sehingga janin yang terkena semburan bisa tumbuh subur dan cerdas. Kesehatan janin dalam rahim sama sekali tidak berkaitan dengan sperma dan frekuensi hubungan intim. Kesehatan dan kecerdasan janin tidak dipengaruhi oleh kualitas sperma suami, melainkan faktor genetik dari kedua orangtuanya. Orangtua yang cerdas tentu pula berpeluang melahirkan anak yang cerdas pula. Bagi calon ibu yang memiliki gangguan kehamilan, seperti riwayat keguguran, plasenta previa dan sebagainya, sebaiknya tidak melakukan hubungan intim untuk sementara waktu. Hubungan intim akan meningkatkan kontraksi otot-otot rahing sehingga resiko keguguran atu janin lahir prematur akan meningkat. Selain itu si ibu juga mengalami resiko perdarahan.
Mitos ini diduga muncul karena orang mengkaitkan kasih sayang dan perhatian orangtua, dimana kondisi psikologis si ibu mungkin dapat menjadi lebih tenang dan nyaman dengan sering berhubungan intim. Kondisi kejiwaan ibu akan mempengaruhi janin yang dikandungnya. Calon ibu yang merasa tenang dan nyaman akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, dan proses persalinan pun dapat berjalan lancar. Namun hal sebaliknya juga bisa terjadi jika calon ibu justeru tidak menikmati hubungan intim tersebut karena merasa terpaksa atau semata-mata karena kewajiban.
Mitos ini diduga muncul karena orang mengkaitkan kasih sayang dan perhatian orangtua, dimana kondisi psikologis si ibu mungkin dapat menjadi lebih tenang dan nyaman dengan sering berhubungan intim. Kondisi kejiwaan ibu akan mempengaruhi janin yang dikandungnya. Calon ibu yang merasa tenang dan nyaman akan mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin, dan proses persalinan pun dapat berjalan lancar. Namun hal sebaliknya juga bisa terjadi jika calon ibu justeru tidak menikmati hubungan intim tersebut karena merasa terpaksa atau semata-mata karena kewajiban.
Minum es menyebabkan janin tumbuh besar
Salah. Minum es selama kehamilan tidak akan menyebabkan janin menjadi besar, kecuali jika ibu hamil minum es yang ditambah sirup, madu, atau gula secara berlebihan. Kandungan karbohidrat yang terkandung dalam gula inilah yang menyebabkan bayi memiliki berat di atas normal.
Selain kelebihan gula, ukuran janin juga ditentukan oleh faktor genetik dan asupan nutrisi. Orang tua yang bertubuh besar sangat mungkin akan melahirkan bayi yang juga besar. Asupan nutrisi yang baik sangat mempengaruhi perkembangan fisik janin, sehingga janin akan berkembang dengan baik. Beberapa penyakit tertentu, seperti
Selain kelebihan gula, ukuran janin juga ditentukan oleh faktor genetik dan asupan nutrisi. Orang tua yang bertubuh besar sangat mungkin akan melahirkan bayi yang juga besar. Asupan nutrisi yang baik sangat mempengaruhi perkembangan fisik janin, sehingga janin akan berkembang dengan baik. Beberapa penyakit tertentu, seperti
Ibu hamil tidak boleh makan pisang, nanas, dan mentimun
Salah. Mitos ini sangat dipercaya oleh sebagian masyarakat di jawa karena bisa mengakibatkan keputihan. Bahkan mereka percaya bahwa nanas bisa menyebabkan keguguran. Konsumsi pisang, nanas, dan mentimun justru disarankan karena kaya akan viatamin C dan serat yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan melancarkan proses pembuangan sisa-sisa pencernaan.
Adapun keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun setelah melahirkan, adalah normal jika ibu mengalami keputihan. Kecuali juka keputihan tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus yang biasanya ditandai dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan warnanya kekuningan, kehijauan atau kecoklatan.
Adapun keputihan tidak selalu membahayakan. Saat hamil maupun setelah melahirkan, adalah normal jika ibu mengalami keputihan. Kecuali juka keputihan tersebut terinfeksi oleh bakteri, jamur, dan virus yang biasanya ditandai dengan keluhan gatal, bau tidak sedap, dan warnanya kekuningan, kehijauan atau kecoklatan.
Minum air kelapa hijau menyuburkan rambut bayi
Salah. Minum air kelapa hijau tidak berkaitan dengan rambut bayi. Namun air kelapa hijau memang menyehatkan karena mengandung elektrolit, sehingga siapa saja termasuk ibu hamil, boleh meminum air kelapa hijau agar tetap bugar.
Ibu hamil tidak boleh makan daging kambing
Salah. Ibu hamil boleh saja mengkonsumsi daging kambing dengan porsi yang wajar, kecuali ibu hamil yang menderita kelebihan kolesterol atau penyakit jantung. Daging kambing mengandung kadar lemak jenuh yang tinggi sehingga mempengaruhi metabolesme asam urat yang berbahaya bagi penderita koleterol tinggi ataupun penderita penyakit jantung
Mengurut perut ibu hamil
Salah. Mitos ini banyak dipercaya di masayarakat. Padahal mengurut perut ibu hamil dapat meningkatkan resikot terjadinya keguguran dan gangguan janin, yaitu janin mengalami stress atau tekanan. Jika janin mengalami stress atau tekanan, pertumbuhannya dapat terganggu
Puerperal Period
Puerperal Period
Period Definition Ruling
- Puerperal period is the period beginning a few hours after the birth of the placenta to 6 weeks after delivery (Pusdiknakes, 2003:003).
- Puerperal period begins after the birth of the placenta and ends when the means of returning the content of such a state before pregnancy that lasted about 6 weeks. (Abdul Bari, 2000:122).
- Puerperal period is a period during labor and immediately after birth, including the following weeks at the time of the reproductive tract return to normal non-pregnant state. (F. Gary Cunningham, Mac Donald, 1995:281).
- Puerperal period is the period after a mother gave birth to a baby who is used to recuperate back that generally takes 6-12 weeks. (Abraham C, 1998).
Ruling Period Objectives
The purpose of the provision of care during childbirth to:
The purpose of the provision of care during childbirth to:
- Maintaining the health of mother and baby, both physically and psychologically.
- Skrinning implement a comprehensive, early detection, treat or refer the case of complications in the mother and baby.
- Provide health education regarding self care, nutrition, family planning, means and benefits of breastfeeding, immunization and infant care everyday.
- Providing family planning services.
- Getting emotional health.
Roles and Responsibilities of the Midwife In Ruling Period
Midwives have a vital role in providing postpartum care. The roles and responsibilities during childbirth include:
Midwives have a vital role in providing postpartum care. The roles and responsibilities during childbirth include:
- Provide continuous support during childbirth in accordance with the needs of mothers to reduce the physical and psychological strain during childbirth.
- As a promoter of the relationship between mother and baby and family.
- Encouraging mothers to breastfeed their babies by increasing the sense of comfort.
- Making policy, health program planners regarding the mother and child and is able to perform administrative activities.
- Detecting complications and the need for referral.
- Provide counseling to mothers and families about how to prevent bleeding, recognize the signs of danger, maintaining good nutrition, and practice safe hygiene.
- Doing care management by collecting data, establishing a diagnosis and plan of action and implement it to speed up the recovery process, preventing complications by meeting the needs of mothers and babies during childbirth period.
- Provide care in a professional manner.
Ruling Period Stages
Puerperal period is divided into three stages, namely:
1. Early Puerperium
A recovery period where the mother is allowed to stand and walk.
2. Puerperium intermedial
A time when recovery from the reproductive organs for approximately six weeks.
3. Remote puerperium
Puerperal period is divided into three stages, namely:
1. Early Puerperium
A recovery period where the mother is allowed to stand and walk.
2. Puerperium intermedial
A time when recovery from the reproductive organs for approximately six weeks.
3. Remote puerperium
The time required to recover and return in the development of state of perfect health, especially the mother if the mother during pregnancy or during labor and delivery complications.
Involution Content Tools
- The uterus gradually becomes small (involution) and eventually returned as before pregnancy.
Involution | Uterine Fundus Height | Uterus Weight |
Babies born | High center | 1000 grams |
Uri was born | 2 finger down the center | 750 grams |
1 week | Center mid symphysis | 500 grams |
2 week | No palpable above the symphysis | 350 grams |
6 week | Burn down | 50 grams |
8 week | Normal registration | 30 grams |
- Former implantation uri: placental bed decreases due to contraction and protruding into the uterine cavity with a diameter of 7.5 cm, after 2 weeks to 3.5 cm, 2.4 cm in the sixth week, and eventually recovered.
- The wounds in the birth canal if not accompanied by infection will heal in 6-7hari.
- The pain, called after pain, (Merian or mules-mules) caused contractions of the uterus, usually lasts 2-4hari postpartum. Understanding needs to be given to the mother about this and if too disturbing to be given anti-sickness drugs and anti mules.
- lochia is fluid secretions originating from uterine cavity and vagina during childbirth.
- Lochia rubra (cruenta): contains fresh blood and the remnants of the amniotic membranes, decidual cells, verniks kaseosa, lanugo, and meconium, during 2hari postpartum.
- Lochia sanguinolenta: yellow red of blood and mucus, 3-7 days postpartum.
- Lochia serosa: yellow, the liquid does not bleed anymore, at days 7-14 postpartum.
- Lochia alba: white liquid, after 2 weeks.
- Lochia purulenta: an infection, like pus discharge foul smelly
- Lochiostasis: lochia discharge is not smooth.
- Cervical: After childbirth, the cervix forms a funnel rather gaping like a red-black. Soft consistency, sometimes there are injury-minor injury. After the baby is born, his hand still bias into the uterine cavity; after 2hours to be passed by 2-3 fingers, and after 7 days can be passed only 1 finger.
- ligament-ligament: ligament, fascia, and the pelvic diaphragm are stretched at the time of birth, after birth, gradually become shriveled and recover so that not infrequently the uterus falls back and becomes lax. After delivery, the habit of Indonesian women do "berkusuk" or "sequential", in which when dikusuk intra-abdominal pressure is getting higher. Because after childbirth ligaments, fascia, and supporting tissues become lax, if done kusu / candidacy, many women will "implies down" or "upside down". To revert back preferably with gymnastic exercises and post-delivery.
National Program Policy On Ruling Period
Policies and programs on post partum period is at least four times a visit during childbirth, with the aim to:
Policies and programs on post partum period is at least four times a visit during childbirth, with the aim to:
- Assess the health condition of mother and baby.
- Prevention of the possibilities of interference puerperal women and their babies.
- Detect any complications or problems that occur during childbirth.
- Dealing with complications or problems that arise and disrupt the puerperal women and their babies.VisitTimeUpbringingI6-8 hours post partumPrevent bleeding during childbirth due to uterine atony.Detection and treatment of other causes of bleeding and do a referral if bleeding continues.Provide counseling to mothers and families about how to prevent bleeding due to uterine atony.
Breastfeeding early. Teaches how to strengthen the relationship between mother and newborn. Keeping your baby stay healthy through prevention hipotermi. After the midwife doing childbirth aid, then the midwife must take care of mom and baby for the first 2 hours after birth or until the state of the mother and the newborn in good condition.II6 days post partumEnsuring barjalan with normal uterine involution, the uterus to contract properly, high fundus uteri under the umbilicus, there was no abnormal bleeding.Assess any signs of fever, infection and bleeding. Ensure mothers get adequate rest.Ensuring the mother gets enough nutritious food and fluids. Ensuring nursing mothers with a good and right and there are no signs of trouble breastfeeding.Provide counseling about newborn care. III2 weeks post partumCare at 2 weeks post partum with the care given at 6 days post partum visit.IV6 weeks post partum Asking complications-complications experienced by the mother during childbirth. Providing family planning counseling at an early stage.
Langganan:
Postingan (Atom)