Rabu, 02 November 2011

ASKEB Antenatal


ASKEB Antenatal
by :Ainul Muslihatul Muslimah

Asuhan kebidanan antenatal meliputi beberapa langkah, yaitu pengkajian, diagnosis, identifikasi tindakan segera, rencana/intervensi, implementasi, dan evaluasi.
PENGKAJIAN (LANGKAH I)
Pengkajian meliputi anamnesis, riwayat psikososial, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.

Anamnesis
Anamnesis tritium meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan, kebangsaan/suku, tingkat pendidikan, agama, harapan terhadap kehamilan, tingkat kehidupan ekonomi, kebiasaan yang diyakini tentang kehamilan atau pandangan tentang kehamilan, pandangan tentang sistem pelayanan kesehatan, perkawinan, dan usia menikah. Anamnesis keluarga meliputi penyakit dalam keluarga yang dapat memengaruhi kehamilan, baik langsung maupun tidak. Sebagai contoh, penyakit menular (mis., tuberkulosis), epilepsi, lepra, malaria, penyakit kelamin, diabetes melitus, penyakit jantung, hipertensi, dan kelainan darah. Anamnesis medis untuk mengetahui penyakit yang sedang dialami dan penyakit yang pernah dialami ibu, baik langsung maupun tidak langsung, yang memengaruhi kehamilan, persalinan, dan nifas. Anamnesis kebidanan meliputi data tentang haid (menarke, siklus, dan HPMT); kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya; riwayat ginekologi; serta riwayat kehamilan sekarang.

Riwayat Psikososial
Keadaan psikososial. Kaji keadaan psikis klien saat ini, hubung-an klien dengan keluarga dan tetangga, bagaimana kehamilannya saat ini—diharapkan atau tidak. Jika kehamilan diharapkan, jenis kelamin yang diinginkan laki-Iaki atau perempuan. Hal yang perlu ditanyakan berkaitan dengan kebudayaan adalah kebiasaan ibu minum jamu selama hamil, pantangan makanan bagi ibu, dan adat budaya yang mengikat. Selama hamil, apakah diadakan selamatan. Perlu juga diketahui susunan keluarga yang tinggal serumah dan rencana tempat, serta penolong kelahiran. Selain itu, perlu juga diketahui kebiasaan keluarga yang menunjang, kebiasaan keluarga yang menghambat, dan kebiasaan pijat ke dukun.

Riwayat Kesehatan
Pola nutrisi juga perlu dikaji. Hal yang perlu dikaji adalah nafsu makan, porsi makan dalam sehari, jumlah minum, dan pola makan selama hamil. Hal ini perlu ditanyakan karena makanan dan minuman merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempertahankan kondisi klien. Oleh karena itu, makanan dan minuman yang bermutu dan cukup mengandung gizi sangat diperlukan.

Pola eliminasi. Kaji keluhan berkemih atau defekasi ibu selama hamil dan sebelum hamil. Perlu juga diketahui frekuensinya dalam sehari.
Higiene personal. Kaji cara ibu menjaga kebersihan tubuh dalam keseharian, misalnya kebiasaan mandi, berganti pakaian, menggosok gigi, dan mencuci rambut.
Polo aktivitas. Data yang perlu dikaji adalah frekuensi hubungan seksual sebelum hamil dan selama hamil. Perlu juga diketahui keluhan dalam melakukan hubungan seksual. Selain itu, jenis pekerjaan sehari-hari yang dilakukan.

Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik meliputi pengukuran tinggi badan yang dilakukan pada ibu yang pendek (45 cm) karena terdapat risiko tinggi. Pengukuran berat badan dilakukan setiap ibu memeriksakan kehamilannya. Pertambahan berat badan pada ibu hamil berasal dari plasenta dan janin, uterus dan payudara yang membesar, serta volume darah yang bertambah. Pemeriksaan lain meliputi pemeriksaan jantung dan paru oleh dokter serta pemeriksaan tekanan darah untuk mengetahui apakah ada gejala keracunan kehamilan. Pemeriksaan edema dapat dilakukan pada wajah, kelopak mata, perut, dan kaki.
Pemeriksaan melalui inspeksi dengan urutan:
1. Wajah (misalnya, kloasma gravidarum dan kesembapan/ edema).
2. Mata (misalnya, warna sklera dan konjungtiva).
3. Mulut (misalnya, kebersihan mulut, lidah, gigi, karies gigi, bibir pucat/tidak, dan gigi palsu).,
4. Rambut (misalnya, kebersihan, warna, dan kesuburan).
5. Telinga (misalnya, kebersihan dan kelainan).
6. Leher (misalnya, pembesaran kelenjar tiroid dan pembesaran vena jugularis).
7. Payudara (misalnya, kebersihan, hiperpigmentasi pada areola, puting susu menonjol, vena membayang, bekas operasi, dan kelenjar montgomery menonjol).
8. Perut (misalnya, pembesaran perut, adanya linea, stria, gerakan janin, dan bekas luka operasi).
9. Vulva (misalnya, warna, varises, perineum, fluor albus, prolaps dinding vagina, kondiloma, dan kelenjar bartolin).
10. Anus (misalnya, hemoroid).
11. Tungkai (misalnya, varises dan edema).

Pemeriksaan dengan palpasi (terutama abdomen) dilakukan untuk menentukan:
1. Bagian janin yang baru dapat diraba pada kehamilan 20 minggu. Bagian yang mudah diraba adalah kepala, bokong, punggung, dan bagian kecil janin.
2. Letak janin dalam uterus.
3. Masuknya bagian terendah.
4. Umur kehamilan.
5. Keseimbangan antara bagian terendah janin dengan panggul.

Palpasi abdomen menggunakan cara Leopold dibagi dalam empat tahap. Sebagai pedoman untuk mengukur tinggi fundus uteri, digunakan tiga bagian tubuh, yaitu prosesus xifoideus, simfisis, dan pusat.
Palpasi abdomen cara Leopold
Leopold I
- Menentukan tinggi fundus uteri.
- Menentukan bagian yang terdapat pada fundus uteri.

Leopold II
- Menentukan letak punggung dan bagian kecil janin.

Leopold III
- Menentukan bagian yang terdapat pada bagian bawah uterus dan apakah masih dapat digerakkan.

Leopold IV
- Menentukan seberapa dalam bagian terendah yang telah masuk pintu atas panggul.
Perbedaan antara bokong dan kepala saat diraba antara lain bokong teraba besar, padat, tidak rata, dan tidak ada balotemen, sedangkan kepala teraba besar, keras, rata, dan ada balotemen.
Pemeriksaan melalui auskultasi dilakukan untuk mendengar denyut jantung janin. Alat yang digunakan adalah stetoskop monokuler yang dapat mendengar denyut jantung janin pada umur kehamilan 18-20 minggu ke atas. Dengan terdengarnya denyut jantung janin, dapat dipastikan adanya kehamilan, janin hidup, dan letak janin dalam uterus. Suara auskultasi yang dapat ditangkap dari pihak janin adalah denyut jantung janin, gerakan janin, dan bising tali pusat, sedangkan dari pihak ibu adalah denyut aorta, bising uterus, dan bising usus.

Menghitung denyut jantung janin
- Dihitung dalam 5 detik dan dilakukan sampai 3 kali. Hasilnya dijumlah dan dikalikan 4.
- Denyut jantung janin normal: 120-152 denyut/menit
- Daerah yang paling jelas untuk mendengarkan denyut jantung
janin disebut punctum maksimum. Ketika mendengarkan denyut jantung janin, perhatikan frekuensi dan irama.

Pemeriksaan panggul dilakukan pada panggul dalam dan panggul luar. Ukuran yang diperiksa:
1. Distantia spinae (23-26 cm)
2. Distantia cristae (26-29 cm)
3. Distantia trochanterica
4. Baudelocque/konjugata eksterna pelvis (18-20 cm)
5. Lingkar panggul (80-90 cm)
6. Distantia tuber (10-11 cm)

Pemeriksaan ini pertama kali dilakukan pada wanita hamil untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan. Hasil pemeriksaan ditentukan oleh kesan dari panggul dalam dan dilakukan pada primigravida (kehamilan 34-36 minggu) serta multigravida (kehamilan 36-38 minggu). Bagian yang diperiksa adalah promontorium, spina iskiadika, konjugata diagonalis, diameter interspina, konjugata vera, sakrum, linea inominata, arkus pubis, dan dinding samping.
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil meliputi pemeriksaan terhadap urine (protein, reduksi), darah (Hb, VDRL, golongan darah [jika perlu]), dan USG (jika diperlukan). Jika hasil pemeriksaan urine menunjukkan proteinmpositif, kemungkinan terjadi pre-eklampsia dan radang kandung kemih. Jika reduksi urine positif, kemungkinan terjadi diabetes melitus.

DIAGNOSIS MASALAH DAN KEBUTUHAN (LANGKAH II)
Diagnosis masalah dan kebutuhan ibu hamil ditetapkan untuk mengidentifikasi dan menginterpretasi data yang telah dikumpulkan.
Diagnosis wanita hamil normal meliputi gestasi paritas (GP), umur kehamilan, letak kepala, intra-uteri, tunggal, hidup, keadaan jalan lahir normal, dan keadaan umum baik. Masalah pada ibu hamil meliputi sakit pinggang, nyeri epigastrium, sering berkemih, pusing, obstipasi, lemah, sulit tidur, kejang, cemas menghadapi persalinan, mulas, kurang informasi, muntah, tidak pernah melakukan perawatan antenatal, kaki bengkak, kram pada kaki, perdarahan per vagina, keputihan, belum siap menjadi ibu, dan sakit perut bagian bawah kanan dan kiri. Pada umumnya, data dasar ini diperoleh dari anamnesis pasien. Tanda bahaya pada kehamilan meliputi penglihatan kabur, nyeri epigastrium, bengkak pada wajah dan kaki, perdarahan per vagina, kejang, bayi tidak/kurang bergerak, demam, dan keluar cairan per vagina.

Kebutuhan ibu hamil meliputi perawatan payudara, senam hamil, makanan, aktivitas, imunisasi, pemeriksaan, higiene personal, dan keluarga berencana.
POTENSIAL DIAGNOSIS/MASALAH (LANGKAH III)
Potensial diagnosis/masalah meliputi: Diagnosis: • potensial terjadi partus lama
- potensial terjadi anemia
- potensial terjadi hereditary pyropoikilocytosis (HPP)
- potensial terjadi abortus
- potenssal terjadi infeksi nifas
- potensial terjadi prematur
- potensial terjadi atonia uteri
- potensial terjadi pre-eklampsia
- invertio uteri
- potensial terjadi eklampsia

Masalah potensial:
- cemas karena pengalaman sebelumnya
- pusing
- sulit tidur

IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA (LANGKAH IV)
Identifikasi tindakan segera dilakukan terhadap kejang, sesakmnapas, dan perdarahan.

RENCANA/INTERVENSI (LANGKAH V)
Diagnosis G P , kehamilan minggu, janin hidup, tunggal intra-uteri, panggul normal, dan keadaan umum baik.
Tujuan intervensi: setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit, klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan petugas.
Kriteria: klien mengerti tentang penjelasan yang diberikan petugas.

Intervensi:
1. Lakukan pendekatan pada klien. Dengan pendekatan, terjalin kerja sama dan kepercayaan terhadap bidan.
2. Lakukan pemeriksaan kehamilan dengan standar “5T”.
Pemeriksaan “5T” merupakan standar yang dapat mencakup
dan mendeteksi secara dini adanya risiko dan komplikasi.
3. Jelaskan pada klien tentang kehamilannya. Dengan mengerti kehamilan, ibu dapat menjaga dan ?nazi melakukan nasihat bidan.
4. Anjurkan pada klien agar memeriksakan kehamilan secara rutin sesuai usia kehamilan. Deteksi dini adanya kelainan, baik pada klien matzpun janin.
5. Anjurkan pada klien untuk beristirahat dan mengurangi kerja berat. Relaksasi otot sehingga aliran darah lancar.

Masalah:
1. Sakit pinggang

Tujuan: setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit, diharapkan klien mengerti penyebab sakit pinggang.
Kriteria: klien mengerti penjelasan petugas.
Intervensi:
a. Jelaskan tentang penyebab sakit pinggang. Titik berat badan pindah ke depan karena perut yang membesar. Hal ini diimbangi lordosis yang nzenyebabkan spasme otot pinggang.
b. Anjurkan klien untuk memakai sandal/sepatu bertumit rendah. Hal ini akan mengurangi beban klien.
c. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup. Terjadi relaksasi sehingga aliran darah ke seluruh tubuh lancar.
d. Jelaskan pada klien bahwa sakit pinggang akan menghilang setelah melahirkan. Dengan berakhirnya kehamilan, postur tubuh kembali seperti sernula.

2. Masalah sering berkemih
Tujuan: setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit, klien mengerti penyebab sering berkemih. Kriteria:
- Klien dapat beradaptasi dengan perubahan eliminasi urine.
- Klien mengerti penyebab sering berkemih.

Intervensi:
a. Jelaskan penyebab sering berkemih. Turunnya kepala janin ke rongga panggul sehingga kandung kemih tertekan.
b. Anjurkan klien untuk menjaga kebersihan. Hal ini dapat menzpertahankan keselzatan.
c. Ajarkan teknik relaksasi untuk membebaskan rahim yang menekan. Posisi relaksasi dapat mengurangi penekanan pada kandung kemih.

3. Masalah cemas menghadapi proses persalinan
Tujuan: setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 15 menit, rasa cemas berkurang.
Kriteria:
- Klien tidak merasa cemas.
- Ekspresi wajah tenang.
Intervensi:
a. Jelaskan pada klien tentang proses persalinan normal. Dengan pengetaluzan tentang proses persalinan, klien slap menghadapi snot persalinan.
b. Jelaskan pada klien tanda persalinan. Upaya persiapan fisik dan mental menjelang persalinan.
c. Anjurkan klien untuk mempersiapkan fisik dan mental dalam menghadapi persalinan. Motivasi mendorong penerimaan dan meningkatkan keinginan untuk tetap berhati-hati dalam menjaga kehamilannya.
d. Anjurkan klien untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan YME. Dengan ban yak berdoa dan lebih mendekatkan diri kepada Tithan, akan timbal rasa percaya diri yang kuat.

4. Masalah konstipasi
Tujuan: setelah ibu melaksanakan anjuran bidan, defekasi kembali normal.
Kriteria: klien mengetahui tindakan yang dilakukan untuk mengatasi konstipasi, defekasi setiap 1-2 kali /hari. Intervensi:
a. Jelaskan tentang penyebab gangguan eliminasi alvi. Turunnya kepala menekan kolon, ditambah penurunan kerja otot perut karena tingginya hormon progesteron sehingga terjadi konstipasi.

b. Anjurkan klien agar tidak mengonsumsi makanan yang mengandung alkohol. Dengan mengetaltui penyebab sembelit, klien dapat mencegahnya.
c. Anjurkan klien untuk banyak bergerak. Hal ini dilakukan agar peredaran darah lancar dan menatnbah tonus peristaltik alat pencernaan.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat laksatif. Pelimpahan fungsi dependen.

5. Masalah gangguan tidur
Tujuan: waktu tidur klien terpenuhi (8-10 jam)
Kriteria:
- Klien dapat tidur nyenyak.
- Klien tidak merasa lelah.
Intervensi:
a. Jelaskan penyebab gangguan tidur. Dengan mengetahui penyebab gangguan tidur, klien mengerti tindakan yang akan dilakukan.
b. Sarankan klien untuk tidur dengan kepala ditinggikan dan posisi miring. Posisi rileks dapat mengurangi ketegangan otot.
c. Ciptakan lingkungan yang tenang. Lingkungan yang tenang dapat menyebabkan klien beristirahat dan tidur tanpa gangguan secara teratur sehingga meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani untuk perkembangan dan pertumbuhan janin.

6. Potensial terjadi penyulit persalinan
Tujuan: tidak terjadi penyulit saat persalinan.
Kriteria:
- Ibu dapat partus pada kehamilan aterm.
- Tidak terjadi komplikasi pada klien atau janin. Intervensi:
a. Siapkan fisik dan mental ibu untuk menghadapi persalinan. Persiapan fisik dan mental merupakan modal klien untuk dapat menerima dan bekerja sama dalam mengambil keputusan.
b. Sarankan ibu untuk mengikuti senam hamil. Hal ini dapat memperkuat dan tnempertalzankan elastisitas otot dasar panggul yang berhubungan dengan persalinan.
c. Sarankan klien untuk melahirkan di rumah sakit yang mempunyai fasilitas yang memadai. Fasilitas yang memadai dapat memberikan pelayanan dan pertolongan yang efektif.

IMPLEMENTASI (LANGKAH VI)
Implementasi yang komprehensif merupakan perwujudan rencana yang disusun pada tahap perencanaan. Perencanaan dapat terealisasi dengan baik apabila diterapkan berdasarkan masalah. Jenis tindakan atau pelaksanaan dapat dikerjakan oleh bidan sendiri, klien, atau berkolaborasi dengan tim kesehatan lain dan rujukan ke profesi lain.

EVALUASI (LANGKAH VII)
Evaluasi adalah seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk mengukur pelaksanaan dan berdasarkan pada tujuan dan kriteria. Tujuan evaluasi adalah menilai pemberian dan efektivitas asuhan kebidanan, memberi umpan balik untuk memperbaiki asuhan kebidanan, menyusun langkah baru dan tunjang tanggung jawab serta tanggung gugat dalam asuhan kebidanan. Dalam evaluasi, gunakan format SOAP, yaitu:
SOAP

S Data yang diperoleh dari wawancara langsung.
0 Data yang diperoleh dari observasi dan pemeriksaan.
A Pernyataan yang terjadi atas data subjektif dan data
objektif.
P Perencanaan yang ditentukan sesuai dengan masalah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar